Sebuah Puisi Cinta dari Seorang Pecinta di Negeri Seberang,
Perahu cinta berhenti ditengah lautan sepi,
Pulau-pulau juga tak terlihat jelas semuanya berkabutkan gumpalan asap penasaran.
Badai lara sesekali menguncang ketenangan,
dia juga menghempas buih-buih kebencian ketepian.
Tak ada yang tahu harus berapa lama,
Tak ada yang tahu arahnya kemana.
Wahai angin!
sampaikan salam kepada pulau asmara yang hendak kutuju.
Wahai badai!
Tenggelamkan saja aku ke dalam lautan sepi,
dari pada kau hanyutkan aku di gelombang berdarah.
Wahai laut!
jangan kau ciptakan buih kebencian karena tepian tak pernah menderu.
Wahai langit!
Siramilah hujan kedamaian demi bahtera ini.
Tapi kenapa semuanya diam?
-End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar