Jumat, 22 Februari 2008

Aku Akan Menjadi Seperti Yang Kau Minta

Fuihhhh...beratttt....!!!

Berusaha tampil sesempurna mungkin, menyenangkan, membanggakan, membahagiakan, dan masih seabrek lagi sesuatu yang harus dan bisa kita lakukan agar orang lain menjadi senang dengan keberadaan kita.

Benar ga sich, ini?
dan bisa ga sich...?

(apaan coba...?)

Sebaik apapun yang kita lakukan untuk orang lain, pasti saja ada yang kurang. Pasti ada saja yang tidak dikehendaki karena memang kita ga' akan pernah bisa memuaskan semua orang, memenuhi segala yang dituntut untuk kita lakukan. Pasti ada yang tidak puas, tidak senang, dan terus, terus, terus ....merasa kurang, ada saja yang tidak beres.

Bayangkan saja berapa orang yang berinteraksi dengan kita? Yang masing-masing individu harus kita senangkan. Orang-orang yang kita hadapi itu adalah manusia biasa yang masing-masing memiliki pola pikir dan sifat yang berbeda begitupun cara mereka memberikan penghargaan atas apa yang telah kita lakukan, dan parahnya kadang saling bertolak belakang satu dengan yang lainnya.

Tapi sudahlah yang pasti kita senantiasa dan berusaha untuk tidak pernah bosan serta lelah, melakukan sesuatu, sesuatu yang baik pastinya. walaupun kadang apa yang kita lakukan itu tidak sempurna, karena faktor-faktor tertentu, baik dari luar maupun dari diri kita sendiri, salah satunya karena ilmu yang kita miliki mungkin masih kurang sehingga kita melakukan sebuah kesalahan yang bisa berakibat fatal.

Manusia melakukan kesalahan itu memang suatu kewajaran, karena memang manusia itu makhluk yang tidak sempurna tempatnya salah, khilaf dan dosa, nah loh...!!!
tapi jangan lantas kekurangan ini dijadikan sebuah alasan yang diada-ada untuk terus melakukan kesalahan, ini baru yang tidak wajar, apalagi kesalahan yang sama terus diulang-ulang.(ibarat nyemplung parit berulang-ulang padahal ada jembatan di depan mata, ini peribahasa buatan daku sendiri nich, hehehe...(ngena ga'??))

Sudah Selayaknya dilakukan dan merupakan Sesuatu yang indah jika kita bisa membuat orang lain merasa nyaman berada di dekat kita, dan kita bisa melakukan sesuatu yang berarti bagi mereka. Kita belajar dan berusaha untuk memahami setiap orang yang berinteraksi dengan kita dan mengkomunikasikan dengan baik bukan hanya sekedar ungkapan secara verbal tetapi juga bisa dengan ungkapan non verbal sesuai dengan tingkatan dan kebutuhannya masing-masing orang.

Contoh-contoh sederhana banyak kita temui dalam keseharian kita dalam berinteraksi, saat kita berkomunikasi dengan orang tua tentu tidak sama saat kita berkomunikasi dengan anak-anak, dosen, guru kita, tetangga, teman atau sahabat, dengan sesama aktivis dakwah, ustadzah, laki-laki dengan perempuan dan lain-lain. Komunikasi yang kita lakukan tidak akan berhasil serta berjalan dengan baik jika kita menyamaratakan satu dengan yang lainnya, dan itu pasti, karena masing-masing orang memiliki daya serap yang berbeda dengan apa yang kita komunikasikan, bisa-bisa salah satu diantaranya mental karena ga tahan dengan komunikasi yang sedang berjalan, karena ketidaknyambungan. (hehehe..)

Intinya

Hati-hati jangan sampai kita menjadi manusia yang sok idealis (alias mengatasnamakan idealisme padahal salah kaprah), it's me, it's my way yang justru membuat kita terjebak dengan perilaku yang egois alias mementingkan diri sendiri dan mengorbankan perasaan dan harapan dari orang lain, oportunis, ini gue, suka-suka gue, diterima syukur ga terima ya udah, emang gue pikirin, siapa elo gitu loh.(kita ini ga hidup sendiri man....)

Dalam pergaulan kita selayaknya mampu menjadi subjek bukan hanya sekedar objek-obyek yang selalu meminta pengertian dan pemakluman dari orang lain tapi kita lah yang harus berusahaha mengerti dan memaklumi orang lain, belajar untuk menempatkan diri terhadap konsidi orang lain. memang berat sich menempatkan diri kita sebagai subjek bukan objek kita membutuhkan tenaga yang ekstra.

Apabila kita menempatkan diri sebagai sebuah objek yang hanya menginginkan pemakluman orang lain yang ada malah sering kita mendapatkan kekecewaan, percaya dech.

Satu lagi sikap baik yang kita tunjukkan itu haruslah dari ketulusan hati dan niat yang benar demi menggapai ridho Allah, bukan dari kepalsuan hati dan kebusukan jiwa yang kita lakukan hanya untuk menyenangkan orang lain dengan kepura-puraan, asal bapak senang mungkin itulah istilahnya,dengan mengesampingkan syariat serta nilai kebenaran yang kita anut, eitss hati-hati bisa-bisa kita termasuk orang yang munafik. Niatkan hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. semata tidak ada yang lain.

"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu (An Nisaa' ayat 86)

Begitu indah bukan?jika kita mampu dan bisa berbuat demikian, setiap manusia melakukan hal yang diperintahkan oleh Allah Swt dalam firmannya serta Rasulullah dalam sunnahnya.

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)" (Ar Rahman (55) ayat 60)

Tidak ada komentar: